Minggu, Juli 17, 2011

Dunia Jurnalistik

Menulis sebagai ibadah

"Barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati'. (QS.Al-Baqarah:112)

Berkecimpung di dunia tulis-menulis, hanya berharap honorarium, memang sangat menyakitkan. Namun, bagi seorang muslim, uang bukanlah segala-galanya, menulis adalah ibadah yang pahalanya akan didapatkan di sisi Allah swt. kelak yang jauh klebih besar daripada yang didapatkan di dunia. Penulis muslim sadar bahwa dakwah bil kitabah adalah amanah perjuangan yang harus senantiasa dijunjung tinggi. Profesionalisme, loyalitas, intregitas harus dikedepankan. 

Jika tidak, nasib dakwah islam hanya tinggal kenangan, ditinggalkan para penulis yang haus uang. Uang akan mengikuti denagn sendirinya bersama profesionalisme. Niatkan ibadah niscaya semangat menulsi senantiasa terpelihara. Gantungkan hati hanya kepada Allah swt. niscaya kita tidak akan kehilangan pegangan, Dialah Allah yang Maha Kaya, Maha Rahman dan Rahim pada hamba-hambaNya. Janagn pernah takut miskin karena rezeki hanya Allah swt. yang mengatur. Jika tetap istiqomah dalam kebenaran (takwa), maka Allah akan memberikan rizki dari jalan yang tidak disangka-sangka.

"Katakanlah: "Siapa yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan dari bumi?" Katakanlah:"Allah"(QS. Saba:24). Karena itu, sebelum terjun ke dunia tulis-menulis, terlebih dahulu luruskan niat. Hadapkan hati hanya kepada Allah swt. Jadikanlah tulis-menulis sebagai bentuk ibadah. Jadilah insan yang memiliki intregitas tinggi, yaitu insan yang memiliki hati bersih, jujur, istiqamah, penuh semangat juang, dan yakin bahwa pahala disisi Allah lebih besar dari yang kita rasakan di dunia yang fana ini.

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahna. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar" (QS.Al-Baqarah:115)


RaihLah Surga

Pahala yang besar itu adalah jariyah dari tulisan kita. Kita menulis, dan tulisan itu abadi, dibaca oleh lintas generasi, maka ekalipun kita telah tiada , selama tulisan itu dibaca orang, maka pahalanya akan tetap mengalir. Dapat dibayangkan betapa besarnya pahala yang didapat oleh Al-Bukhari, Imam Muslim, Ibnu Katsir, Imam Al-Ghazali, dan para penulis kitab ternama lainnya. Mereka sudah menghadap ke haribaan Ilahi, tapi masih mendapat pahala yang berlimpah dari tulisannya yang melegenda itu.

Dengan menulis, berarti kita telah menginvestasikan kemampuan untuk bekal hidup di alam baqa, di saat tidak ada yang bisa menolong kita dari azab Allah swt. selain amal kita sendiri. Semoga menulis dapat menjadi waslia(jalan) menuju surga. Aammiien...

"Diriwayatkan daripada Anas Bin Malik ra katanya: Rasulullah saw. bersabda: Tiga perkara yang akan mengikuti mayat dan dua daripadanya akan pulang. Hanya satu yang akan bersamanya dalam kubur. Perkara tersebut ialah: Kaum kerabat, harta benda dan amalannya. Semua kaum kerabat dan harta bendanya akan pulang, manakala yang kekal bersamanya ialah amalannya" (HR. Bukhari-Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar