Minggu, Juli 17, 2011

Sosialisasi Pendidikan di Daerah Tertinggal

  
 Yang menjadi salah satu faktor rendahnya tingkat pendidikan di pedesaan adalah kurangnya sosialisasi, baik dari pemerintah maupun masyarakat sekitar tentang pentingnya mengenyam pendidikan. Menurut Soejono Soekanto dalam bukunya Sosiologi Sebagai Suatu Pengantar menjelaskan bahwa sosialisasi adalah suatu proses dimana menempatkan anggota masyarakat yang baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat di tempat ia menjadi anggota. Sosialisasi bertujuan untuk menghasilkan pengertian dan pola-pola umum, serta mencari prinsip-prinsip dan hokum-hukum umum dari interaksi manusia, sifat, hakikat, bentuk, isi, dan struktur masyarakat.

 Sosialisasi ini membantu individu-individu untuk memahami program yang disampaikan pemerintah agar dapat berperan dan berfungsi dengan kelompoknya, sehingga program tersebut dapat berjalan. Kebijakan Pemerintah dalam meningkatkan pendidikan salah satunya dengan kebijakan program Wajib Belajar Sembilan Tahun, kemudian dapat disingkat wajar 9 tahun. Penuntasan wajar 9 tahun adalah tingkat capaian pelayanan wajib belajar untuk menguasai kemampuan dasar yang dapat digunakan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi atau masuk ke dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan wajar 9 tahun adalah kewajiban anak usia 7-15 tahun untuk memperoleh pendidikan dan menamatkan sekolah dasar atau yang sederajat dan mengikuti Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau sederajat sampai tamat

       Pendidikan adalah sesuatu yang diterima oleh seseorang atau kelompok orang yang berupa akhlak dan kecerdasan pikiran guna mengubah sikap dan tata laku agar berwawasan luas. Dalam memperoleh pendidikan kita tidak lepas dari peran serta orangtua. Dimana mereka mempunyai peran yang sangat khusus. Orangtualah yang pertama kali akan mensosialisasikan dan memberikan kita pendidikan baik secara non formal, dan menjelaskan pentingnya pendidikan formal bagi kehidupan. Namun apabila berawal dari dini orangtua tidak menanamkan betapa pentingnya pendidikan formal bagi anak-anak mereka, maka yang terjadi adalah anak-anak tersebut tidak akan memahami kebutuhan untuk bersekolah dalam lingkup formal.Sosioalisasi juga dapat diperolah dari masyarakat sekitar. Namun pada kenyataannya hal seperti ini terjadi dalam keluarga dan lingkup masyarakat yang jelas memiliki latar belakang pendidikan rendah, dan umumnya mereka yang tinggal pada daerah-daerah tertinggal/pelosok/pedesaan. Mereka tidak menganggap penting pendidikan formal, karena selain fasilitas pendidikan yang tidak memadai, jauh untuk dicapai, biaya untuk bersekolah terlalu mahal, maka sosialisasi yang mereka berikan pada anak-anak mereka mengenai pentingnya pendidikan formal menjadi sangat kurang.

Kurangnya sosialisasi tentang pentingnya pendidikan dari pemerintah juga menyebabkan banyaknya anak yang tidak bersekolah dan putus sekolah. Sehingga mereka tidak dapat menyelesaikan pendidikan wajar 9 tahun yang telah dicanangkan oleh pemerintah. Titik keberhasilan pelaksanaan wajar 9 tahun ada di tangan sekolah dan pemerintah desa yang merupakan kepanjangan tangan dari pemerintah pusat. Sekolah merupakan pelaksana pendidikan yang didalamnya terdapat tenaga kependidikan yang bertanggung jawab terlaksananya pendidikan dengan baik dan berkualitas. Sekolah disini adalah SD dan SMP, yang merupakan pelaksana utama wajar 9 tahun. Sedangkan pemerintah desa merupakan unit pemerintah terkecil yang harus pro aktif mensosialisasikan, mengajak dan mendata warganya yang usia pendidikan dasar agar dapat mengikuti pendidikan yang seharusnya, dan sekaligus menjadi fasilitator warganya yang tidak mampu untuk bersekolah.

Strategi pelaksanaan Wajar 9 tahun di Indonesia saat ini dilaksanakan dengan menerapkan berbagai cara sosialisasi. Sosialisasi wajib belajar dapat dilakukan dengan memanfaatkan budaya yang berkembang di daerah tersebut. Selain itu, sosialisasi yang bermutu perlu memperhatikan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Bila dalam masyarakat ada tokoh yang disegani dan bisa menjadi panutan, maka tokoh ini perlu dilibatkan dalam sosialisasi. Sosialisasi dilakukan dengan memberikan informasi tentang pelayanan pemerintah untuk pendidikan, misalnya BOS atau beasiswa. Bila anak sibuk membantu kerja orangtua, anak tidak harus berhenti bekerja, tetapi disampaikan jenis pendidikan alternative yang bias diikuti oleh anak yang bersangkutan, misalnya SMP terbuka atau program Paket B. Wajar 9 tahun merupakan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Denagn SDM yang tinggi, akan beriringan dengan peningkatan kualitas dan kemajuan bangsa.

1 komentar: